The National Coffee Association USA merekomendasikan suhu terbaik menyeduh kopi disaat disuhu 82 – 85 derajat Celcius. Diawal, saya bertanya, “apakah ini hanya lifestyle?, harus diukur derajat kepanasan air segala, rempong ah…”
Ternyata, saat kopi itu terbakar dalam air mendidih, ada beberapa peristiwa dimana ada senyawa kimia anti oksidan yaitu asam kloregenat akan keluar dari kopi, dampaknya dapat meningkatkan kadar asam dalam lambung. Hal inilah yang sering kali menyebabkan mules dan perut melilit di pagi hari bila minum kopi. Bukan hal negatif bila proses asam pada lambung bekerja bila kita awali dengan kadar yang sedikit terlebih dulu. Karena sebenarnya, disitulah proses detoxifikasi (pembuangan racun) dalam usus sedang berlangsung di pagi hari. Yang perlu dijaga ada porsinya dijaga agar tidak berlebihan dalam mengkonsumsi nya.
Ribet juga ya bahas kopi, tapi sebenernya gak cuma kopi loh yang ribet saat buatnya. Sama juga saat kita membuat mie instan. Air direbus, mengeluarkan mie dari kemasan, membuka bumbu-bumbunya, setelah mendidih mie dimasukan. Dan itupun tidak cukup waktu sebentar, tunggu beberapa menit agar mie sedikit mekar. Tuangkan bumbunya, aduk merata, hidangkan dengan mangkok atau piring, lalu bisa dinikmati, ribet juga kan?
Kopi atau mie instan saja untuk dinikmati tidak bisa instan. Perlu proses hingga dapat dinikmati, bagus lagi bila bisa diambil manfaat positifnya bagi tubuh.
Begitu pula segala aktifitas dan capaian kehidupan yang sedang kita jalani. Semua butuh proses, detik demi detiknya dan tahap demi tahapnya harus dilalui. Sesuatu yang besar harus dimulai dari yang kecil. Kemenangan dan kesuksesan harus dimulai dari susah payah terlebih dahulu. Apapun hasilnya semua bernilai di mata Allah swt.
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah ayat 286)
(Adi)