Solusi alternatif pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang lebih ramah lingkungan pada Senin ( 24/07/2024 ) disosialisasikan oleh Mahasiswa KKN-T IPB.
Pada kegiatan yang berlangsung di Balai Penyuluh pertanian Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal, juga dilakukan demonstrasi perbanyakan agens hayati kepada para petani yang dihadiri oleh petani dari Desa Tonggara, Dukuhjati Wetan, Kedungbanteng, dan Kebandingan.
Kegiatan pengenalan dan pelatihan perbanyakan agens pengendali hayati merupakan salah satu program kerja kolaborasi antara mahasiswa KKN-T Institut Pertanian Bogor (IPB)
Sosialisasi dimulai dengan pemaparan oleh mahasiswa KKN-T yang menjelaskan mengenai Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang ada di tanaman padi dan jagung berdasarkan hasil survei, pengertian agens hayati dan manfaatnya dalam pertanian.
Agens hayati merupakan organisme hidup yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman, seperti predator alami, parasitoid, dan pathogen. Pendakatan ini dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimia yang sering kali menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Dalam kesempatan tersebut, mahasiswa juga menunjukkan cara perbanyakan dan aplikasi agens hayati secara praktis. Mereka mendemonstrasikan proses perbanyakan beberapa agens hayati, seperti Trichoderma sp. dan Beauveria bassiana menggunakan media biji jagung pecah dan larutan molase.
Perbanyakan dilakukan dalam galon air mineral yang dirangkai menjadi satu kesatuan alat produksi bernama bioreaktor. Demonstrasi ini termasuk cara-cara mudah dan efisien dalam mengaplikasikan agens hayati ke lahan pertanian, mulai dari persiapan media hingga teknik penyemprotan.
Para petani yang hadir terlihat antusias dan aktif bertanya mengenai aplikasi praktis serta keuntungan menggunakan agens hayati. Beberapa di antara mereka mengungkapkan kekhawatiran tentang pengadaan yang rumit dan membutuhkan biaya tambahan, namun mereka lebih yakin untuk mencoba teknik baru ini di lahan mereka setelah mengetahui bahwa akan mendapatkan bantuan biakan dari Laboratorium Pengendalian Hama dan Penyakit.
Kegiatan ini juga dihadiri langsung oleh kordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Kedungbanteng dan jajaran petugas penyuluh lapangan (PPL) serta pengamat organisme pengganggu tanaman (POPT) wilayah kabupaten Tegal yang memberikan dukungan penuh terhadap upaya mahasiswa KKN-T IPB University.
Menurut Koordinator BPP, Retno Amin Susetio, inovasi seperti ini sangat penting untuk membantu petani dalam mengurangi biaya produksi sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.
Kegiatan sosialisasi dan demonstrasi ini menjadi contoh nyata dari kolaborasi antara akademisi dan petani dalam menciptakan solusi pertanian yang lebih baik.
Diharapkan melalui upaya ini, petani di Kecamatan Kedungbanteng dapat memanfaatkan teknologi agens hayati untuk meningkatkan hasil pertanian mereka secara berkelanjutan. ( *** )